Kontrakan Pojok (ilustrasi) |
Kususuri ruangan sempit menuju ke kamar belakang, kotor sekali, ada banyak kecoa dan hewan-hewan kecil berkeliaran. Tiba di ujung ruangan, aku berdiri mematung, melihat-lihat kondisi rumah. Tiba-tiba ada yang memegang pundakku dari belakang, dingin rasanya. Sontak aku langsung mengibaskan tangannya dan berteriak.
“Aaa … Astaghfirullahaladzim ….” Aku gemetar melihat sosok berjubah putih berdiri di depanku saat aku berbalik badan.
“Dek, tenang dek tenang! Ini saya ….” Aku membuka mata perlahan. Di depanku berdiri sosok pria setengah tua, dia menggenakan jubah dan memkai tutup kepala putih.
“Saya yang punya rumah ini,” ucapnya sambil tersenyum. Sementara aku masih mengatur pernapasan.
“Jadi Pak Haji yang punya rumah ini?”
“Iya, rumah ini rumah warisan, tetapi karena saya telah memiliki rumah di Perumahan Elit, jadinya rumah ini saya biarkan kosong. Karena anggota keluarga saya juga sedikit,” jawabnya.
“Oh,” Aku mengangguk-angguk, “sudah berapa tahun rumah ini kosong, Pak Haji?”
“Kurang lebih 5 tahun, pernah sih ada yang ngontrak di sini sebelumnya, tetapi tidak kerasan katanya, tidak tahu kenapa.”
“Oh, saya panggil teman-teman dulu, Pak Haji, teman-teman saya ada di luar.”
“Yah, nanti saya panggil tukang buat menbersihkan dan memperbaiki kerusakan rumah ini jika adik berkenan menempati,” ucapnya.
Aku langsung keluar mencari Andi, Rudi, dan Yasin. Namun, mereka hilang, tak tahu ke mana. Di halaman tidak ada, di luar pagar juga tak ada. Mereka seperti hilang di telan bumi.
Bersamsung lanjut besok.
“Aaa … Astaghfirullahaladzim ….” Aku gemetar melihat sosok berjubah putih berdiri di depanku saat aku berbalik badan.
“Dek, tenang dek tenang! Ini saya ….” Aku membuka mata perlahan. Di depanku berdiri sosok pria setengah tua, dia menggenakan jubah dan memkai tutup kepala putih.
“Saya yang punya rumah ini,” ucapnya sambil tersenyum. Sementara aku masih mengatur pernapasan.
“Jadi Pak Haji yang punya rumah ini?”
“Iya, rumah ini rumah warisan, tetapi karena saya telah memiliki rumah di Perumahan Elit, jadinya rumah ini saya biarkan kosong. Karena anggota keluarga saya juga sedikit,” jawabnya.
“Oh,” Aku mengangguk-angguk, “sudah berapa tahun rumah ini kosong, Pak Haji?”
“Kurang lebih 5 tahun, pernah sih ada yang ngontrak di sini sebelumnya, tetapi tidak kerasan katanya, tidak tahu kenapa.”
“Oh, saya panggil teman-teman dulu, Pak Haji, teman-teman saya ada di luar.”
“Yah, nanti saya panggil tukang buat menbersihkan dan memperbaiki kerusakan rumah ini jika adik berkenan menempati,” ucapnya.
Aku langsung keluar mencari Andi, Rudi, dan Yasin. Namun, mereka hilang, tak tahu ke mana. Di halaman tidak ada, di luar pagar juga tak ada. Mereka seperti hilang di telan bumi.
Bersamsung lanjut besok.